SINOPSIS NOVEL “SALAH ASUHAN”

SINOPSIS NOVEL “SALAH ASUHAN”
NOVEL ANGKATAN 20-AN


Judulbuku    : Salah asuhan
Penulis    : Abdul Muis
Penerbit    : BalaiPustaka
Tebal          : 402 halaman


Hanafi, laki-laki muda asli minangkabau, berpendidikan tinggi dan berpandangan kebarat-baratan. Bahkan ia cenderung memandang rendah bangsanya sendiri. Dari kecil hanafi berteman dengan Corrie du Busse, gadis indo-Belanda yang amat cantik parasnya. Karena selalu bersama-sama mereka pun saling mencintai. Tapi cinta mereka tidak dapat disatukan karena perbedaan bangsa. Jika orang Bumi putera menikah dengan keturunan Belanda maka mereka akan dijauhi oleh para sahabatnya dan orang lain. Untuk itu Corrie pun meninggalkan minangkabau dan pergi ke Betawi. Perpindahan itu sengaja ia lakukan untuk menghindar dari hanafi dan sekaligus untuk meneruskan sekolahnya.

Akhirnya ibu hanafi ingin menikahkan hanafi dengan Rapiah. Rapiah adalah sepupu hanafi, gadis minangkabau sederhana yang berperangai halus, taat pada tradisi dan adatnya. Ibu hanafi ingin menikahkan hanafi dengan Rapiah yaitu untuk membalasbudi pada ayah Rapiah yang telah membantu membiayai sekolah hanafi. Awalnya hanafi tidak mau karena cintanya hanya untuk Corrie saja. Tapi dengan bujukan ibunya walaupun terpaksa ia menikah juga dengan Rapiah. Karena hanafi tidak mencintai Rapiah, di rumah Rapiah hanya diperlakukan seperti babu, mungkin hanafi menganggap bahwa Rapiah itu seperti tidak ada apabila  banyak temannya orang Belanda yang dating kerumahnya. Hanafi dan Rapiah dikaruniai seorang anaklaki-laki, yaituSyafe’i

Suatu hari hanafi digigit anjing gila, maka ia harus berobat ke Betawi agar sembuh. Di Betawi hanafi dipertemukan kembali dengan Corrie. Disana, hanafi menikah dengan Corrie dan mengirim surat pada ibunya bahwa dia menceraikan Rapiah. Ibu hanafi dan Rapiah pun sangat sedih tetapi walaupun hanafi seperti itu, Rapiah tetap sabar dan tetap tinggal dengan ibu hanafi. Perkawinwnnya dengan Corrie ternyata tidak bahagia, samapai-sampai Corrie dituduh suka melayani laki-laki lain oleh hanafi. Akhirnya Corrie pun sakit hati dan pergi dari rumah menuju Semarang. Corrie sakit cholera dan meninggal dunia, hanafi sangat menyesal telah menyakiti hati Corrie dan sangat sedih atas kematian Corrie, hanafi pun pulang kembali ke kampong halamannya dan menemui ibunya. Disana hanafi hanya diam saja. Seakan-akan hidupnya sudah tidak ada artinya lagi. Hanafi sakit, kata dokter ia minum sublimat (racun) untuk mengakhiri hidupnya, dan akhirnya dia meninggal dunia.

SINOPSIS NOVEL “ANAK dan KEMENAKAN”

SINOPSIS NOVEL “ANAK dan KEMENAKAN”
ANGKATAN 20-AN

JudulBuku    : Anak dan Kemenakan
Pengaran     : Marah Rusli
Penerbit     : Balai Pustaka
Tebalbuku     : 332 halaman
      
Mr. Muhammad Yatim, dr.Aziz, Puti Bidasari, dan Sitti Nurmala adalah empat orang yang sudah menjalin persahabatan dari kecil, mereka semua berasal dari keluarga bangsawan. Selain hubungan persahabtan, diantara kedua pasangan anak muda itu juga terjalin hubungan antara kekasih. Mr. Muhammad Yatim mencintai Puti Bidasari, yang merupakan adik angkatnya dan dibesarkan dalam satu keluarga yaitu keluarga Sutan Alamsyah dan istrinya Sitti Maryam. Sedangkan Sitti Nurmala menjalin hubungan dengan dr.Aziz. Sitti Nurmala merupakan putri dari saudagar kaya di Padang yaitu Baginda Mais dan istinya Upik Bunngsu. Sutan Alamsyah sangat bahagia atas kedatangan anaknya Mr. Yatim dari negeri Belanda yang sudah menyelesaikan sekolahnya sebagai Hakim Tinggi sehingga dia mendapat gelar Master Doktor, yang pada saat itu adalah gelar tertinggi di Padang, dan hanya Mr. Yatim yang mendapat gelar tersebut.


Sutan Alamsyah Hopjaksa ingin mempersandingkan anaknya Mr. yatim dengan keponakannya Puti Bidasari yang merupakan anak kakak perempuannya yaitu Putri Renosari dan Sutan Baheram, tapi lamaran Sutan Alamsyah ditolak, karena mereka tahu asal-usul Mr. Yatim yang bukan anak kandung Sutan Alamsyah. Mereka kira Mr. Yatim adalah anak tukang pedati yang miskin, meskipun dibesarkan dan diangkat anak oleh Sutan Alamsyah bahkan sampai disekolahkan dan mendapat gelar Mester Doktor di Negeri Belanda.


Adat tetap adat dan selalu membelenggu, mengukung dan membagi dalam tingkat kehidupan masyarakat, seperti halnya Putri Renosari yang ingin menikahkan anaknya dengan seorang bangsawan lagi. Bidasari akan dikawinkan dengan turunan bangsawan tinggi Sutan Malik, kemenakan Sutan Pamenan yang gemar berjudi dan menyabung ayam.Biaya pernikahan Puti Bidasari dengan Sutan Malik ditanggung oleh Baginda Mais yang merasa diuntungkan dengan pernikahan Puti Bidasari dan Sutan Malik, karena kesempatan untuk menikahkan putrinya Sitti Nurmala dengan Mr. Yatim terbuka lebar. Akankah Mr. Yatim menikah dengan Bidasari ataukah akan bersanding dengan Sitti Nurmala sebagaimana permintaan ayah angkatnya Sutan Alamsyah, sedangkan Sitti Nurmala adalah kekasih dr. Aziz yang merupakan sahabat karibnya dari kecil.

Sinopsis Novel ”KATAK HENDAK JADI LEMBU”

Judul                : Katak  Hendak Jadi Lembu
Pengarang     : N.St.Iskandar
Terbitan         : 1935
Halaman        : 176 halaman

        Suria namanya. Seorang laki-laki yang sangat angkuh, kasar, pongah, serta suka berfoya-foya. Sebenarnya ayah dari Zubaedah istrinya yaitu Haji Hasbullah tidak mengehendaki anaknya menikah dengan Suria, akan tetapi mengingat bahwa yang meminta Zubaedah adalah sahabatnya sendiri yaitu Haji Zakaria, maka dinikahkan lah Zubaedah anaknya itu dengan Suria anak dari sahabatnya. Benar saja, ketika orang tua Suria meninggal dunia, ia semakin parah sifatnya. Suka berfoya-foya dan menghabiskan harta warisan ayanhya sampai ia tidak memperhatikan Zubaedah. Selama tiga tahun ia meninggalkan istrnya yang sedang mengandung sampai melahirkan anak pertamanya yaitu Abdulhalim. Setelah Abdulhalim lahir, Suria kembali dan meminta maaf kepada Zubaedah karena telah meninggalkannya. Dan Suria kembali karena harta warisan ayahnya sudah habis. Permohonan maaf itu dikabulkan oleh Zubaedah dengan harapan agar suaminya benar-benar telah menyesal dan tidak memperlakukan dia seperti itu lagi.
        Sifat Suria mulai berubah menjadi bertanggung jawab dan membaik. Dia bekerja di Residenan Kabupaten. Ia menjadi seorang juru tulis yang berpenghasilan pas-pasan yang tidak cukup untuk membiayai kehidupannya sehari-hari. Sehingga, anak pertamanya yaitu Abdulhalim disekolahkan oleh orangtua Zubaedah. Lama-kelamaan sifat Suria kembali seperti semula menjadi angkuh dan merasa dirinya adalah bangsawan muncul kembali. Ia tak ingin kalah dengan mertuanya yang bisa menyekolahkan Abdulhalim, maka ia menyekolahkan anak kedua dan ketiga nya yaitu Saleh dan Aminah di sekolah HIS Bandung. Sebenarnya Zubaedah kurang setuju dengan penempatan keduan anaknya itu di HIS, karena biaya yang dibutuhkan sangat besar. Untuk makan saja mereka susah, apalagi ditambah tanggungan anak-anaknya yang sekolah di HIS. Tetapi, Suria menanggapi dengan biasa, santai dan tenang-tenang saja. Dia dmerdasadd mendjadi orang yang disegani dan dihormati di kampungnya, sehngga ia menyekolahkan anak-anak nya di HIS, agar ia dipandang sebagai keluarga yang kaya dan tidak miskin. Mengingat bahwa biaya anak-anak mereka yaitu Saleh dan Aminah yang sedang bersekolah di sekolah HIS yang biayanya tidak kecil. Sehingga, Zubaedah sering mengirim surat kepada orang tuanya agar mau mengirimkan uang untuk membayar sekolah, untuk memenuhi kehidupan sehari-hari dan membayar hutang-hutangnya. Tetapi, Zubaedah rikuh untuk meminta kepada kedua orang tuanya itu terus-terusan. Dan anehnya Suria tetap saja tenang.
        Hampir setiap hari penagih hutang datang ke rumahnya. Dan Zubaedah sangat pusing dan bingung bagaimana menghadapi mereka. Sehingga ia seringkali menyuruh anak-anaknya atau pembantunya mengatakan bahwa ia sedang tidur atau tidak berada di rumah. Akhirnya dia memutuskan untuk berhemat. Walaupun keputusan Zubaedah itu sangat ditentang oleh Suria yang hidupnya terbiasa dengan foya-foya tanpa memikirkan keluarganya, tetapi Zubaedah berusaha untuk menerapkan itu. Suria yang tidak suka dengan hidup hemat yang diterapkan oleh Zubaedah, mempunyai cara untuk menambah penghasilannya dengan melamar pekerjaan yang lebih rendah jabatannya tetapi lebih besari gajinya.
       Saingan dalam melamar jabatan baru Suria adalah pegawai magang muda yang baru beberapa bulan masuk di kantornya. Terlihat sekali bagaimana cakap dan ulrtnya pemuda itu, semua orang menyanjung nya, tetapi tidak dengan Suria. Ia tidak suka dengan pegawai yang bernama Kosim itu. Dalam menunggu keputusan akhir bahwa ia akan diterima tau tidak surat lamaran itu. Ia sangat optimis dapat mengalahkan Kosim. Sehingga ia berani mengikuti dan membeli barang-barang yang dilelangkan oleh atasan di kantornya. Suria tidak memelinya dengan tunai, melainkan dengan berhutang, sehingga tambah bertumpuklah hutang-hutang Suria sebelum pekerjaan itu diterimanya. Pada saat mendengar bahwa Kosim lah yang dapat menduduki jabatan itu, Suria sangat kecewa sekali, sehingga ia tidak semangat dalam bekerja. Kosim tidak hanya membuat ia gagal dalam melamar jabatan itu, ia juga akan menikah dengan seorang anak gadis dari seorang Haji dari desa Rancapurut yang sangat ingin dinikahinya, walaupun ia sudah memiliki istri dan anak. Pekerjaan Suria pun berantakan dan tidak aturan. Sampai pada akhirnya ia dipanggil oleh atasannya yang bertanya apakah yang menyebabkan ia seperti ini dan Suria menjawab semuanya. Dan ia pun meminta untuk segera berhenti dari pekerjaannya. Setelah perbincangan itu, atasan Suria mengecek buku kas kabupaten, ternyata ada yang ganjil di dalamnya, Suria pun dipanggil dan dimintai penjelasan akan hal itu. Ternyata Suria memakai uang kas itu untuk membayar hutang-hutangnya. Dan sudah jelas bahwa sebelum Suria ketahuan memakai uang ka situ, ia sudah meminta berhenti bekerja.
        Setelah berhenti bekerja, Suria dan Zubaedah melelang barang-barang di rumahnya. Mereka akan tinggal bersama Abdulhalim dan istrinya di Bandung. Hasil lelang barang-barang itu mereka gunakan untuk membayar sisa hutang dan ongkos untuk ke Bandung.
       Abdulhalim dan istrinya senang keluarga mereka berkumpul di situ. Hari- hari mereka sangat cera. Tetapi, lama-lama sifat Suria yang buruk itu keluar. Ia seolah-olah menjadi kepala rumah tangga yang mengatur semua keperluan rumah itu. Ia tidak ingat bahwa ia tinggal dirumah anaknya yang merupakan kepala rumah tangga di rumah tersebut. Abdulhalim ingin sekali menegurnya, tetapi ia takut menjadi anak yang durhaka. Hingga pada akhirnya istri Abdulhalim mengatakan bahwa ia sudah tak sanggup lagi dengan perangai mertua laki-lakinya yang seperti itu. Zubaedah mendengar pembicaraan Abdulhalim dan istrinya merasa terkejut dan terpukul karena ia merasa bahwa ia dan suaminya telah merepotkan mereka. Akhirnya Zubaedah jatuh sakit dan meninggal dunia. Setelah kematian istrinya, Suria merasa bersalah kepada semuanya. Semua orang, dari anaknya Abdulhalim sampai mertuanya mengatakan kepadanya bahwa Zubaedah meninggal karena ulah Suria yang tidak kunjung bisa menjadi laki-laki dan sosok suami yang baik budi pekertinya. Sehingga, Suria marah kepada semua nya dan meninggalkan rumah Abdulhalim.

DONGENG (Bahasa Jawa)

TIMUN MAS

       Dek jaman biyen ing salah sawijining desa, ana mbok randa sing urip dewe ora ana anak utawa sedululur. Amarga urip dewe mbok randa mau kepengin duwe anak. Saben dina mbok randa ndonga awan bengi ing ngarsane Gusti Allah supaya diwenehi anak. Deweke yakin menawa penjaluke bakal di kabulake dening Gusti Allah. 

       Tanpa sangertine mbok randa, anggone donga awan bengi ing omahe kuwi mau keprungu Buto ijo sing kebeneran liwat sacedhake kono. Buto ijo banjur nyeluk mbok randa supaya metu saka omahe. mbok randa kaget ngerteni ana Buto ijoing ngarep omahe.        

       Sawise ora miris maneh ngerteni Buto ijo sing gedhe tur medeni kuwi, si Buto ijongomong menawa bisa nulungi menehi anak. Mbok randa bungah atine krungu kandane Buto ijo kuwi mau lan nyaguhi kabeh penjaluke Buto ijomenawa diwenehi anak tenan.

       Penjaluke Buto ijo yaiku menawa anake mbok randa wis gedhe dijaluk arep dipangan. Sabanjure Buto ijo iku menehi wii timun sing kudu di tandur mbok randa. Sawise Buto ijo kuwi mau lunga, mbok Randa nandur wiji timun iku ana kebone. Wiji kuwi dirumat lan diopeni kanthi gemathi, disiram, diresiki sukete lan dirabuk supaya cepet tukul.

        Sawise tukul lan dadi wit timun kang subur, wit timun iku mau wis pada uwoh. Ing antarane akehe woh timun, ana salah sijine timun kang nganeh-anehi. Rupane kuning emas lan gedhene sak guling. Timun iku banjur pecah lan ing njero timun mau ana bayi manungsane.

        Mbok randa bungah atine amarga penjaluke kepengin duwe anak wis kaleksanan. Mbok randa ngucapake syukur marang Gusti Allah amarga dongane wis diijabah. Bayi iku mau wadon, pakulitane resik alus kaya kulit timun amarga laer saka timun sing kuning kaya emas, bayi wadon kuwi mau dijenengake Timun mas. 

       Sawise Timun mas ngancik dewasa, mbok randa kelingan janjine karo Buta menawa arep menehake Timun mas. Mbok randa dadi susah atine, rina wengi mbok randa donga supaya entuk pitulungan saka Gusti Allah. Salah sawijining wengi, mbok randa ngimpi ketemu pertapa ing gunung gandul. Pertapa kuwi mau sing bisa nulungi supaya Timun mas ora dijupuk sang Buto.

        Esuke mbok randa lungo menyang gunung gandul kaya impene. Sawise ketemu karo pertapa kaya ing impene, mbok randa disangoni buntelan kanggo Timun mas. Pertapa kuwi mau menehi pitutur piye carane supaya Timun mas bisa oncat saka bebaya ngadepi sang Buto. Sawise ngucapake maturnuwun mbok randa pamitan mulih.

        Tekan omah mbok randa menehi buntelan kang cacahe papat, lan dituturi piye carane nggunake. Mbok randa ngonggkon Timun mas lungo saka omah lan mlayu sak cepet-cepete. Sawise iku Buto ijo kang arep jupuk Timun mas teka ing omahe mbok randa banjur nesu ngerteni Timun mas wis ora ana. Buto ijo nesu lan ngamuk, kebonne mbok randa dirusak banjur bengok-bengok ngoyak Timun mas.

        Amarga Buto ijo jangkahe amba sedela wae Timun mas wis meh kasil koyak. Timun mas bajur nguncalake buntelan sing isine wiji timun. Dumadakan dadi kebon timun kang akeh woh timune, Buto ijo mandeg lan mangan timun sing katon seger-seger kuwi mau. Sawise timune entek sang Buto ijo kelingan menawa ngoyak Timun mas. Buto ijo banjur ngoyak Timun mas maneh sing wis mlayu tekan adoh. 

       Lagi sedela wae sang Buto ijo wis meh kasil ngoyak Timun mas. Buntelan sing isi dom terus diuncalake Timun mas. Dumadakan dadi alas pring sing ngalangi playune Buto. Tapi sedela wae Buto ijo kasil bisa metu saka alas pring kuwi mau.

       Timun mas banjur nguncalke buntelan kang isine uyah, lan malih dadi segara kang amba lan jero. Buto ijo nglangi ing segara kuwi mau tetep ngoyak Timun mas lan kasil mentas saka segara. Timun mas arep kasil koyak meneh, banjur nguncalake buntelan  kang pungkasan.
       
       Buntelan kang isine trasi malih dadi segara lendhut kang jero. Buto ijokecemplung lan kangelan mentas saka lendhut kuwi mau. Pungkasane Buto ijo kang ngoyak Timun mas iku mati kleleb ing njero segara lendhut. Timun mas akhire selamet lan urip tentrem karo mbok randa.

Diantara Jarum dan Jerami

SINOPSIS

Diantara Jarum dan Jerami
             Cassandra adalah gadis kecil yang cantik, baik, pintar dan alim, juga cerdik. Namun cassandra sangat bingung dengan tingkah laku adiknya, Gusti yang biasa di panggil “Si Lasak”. Yaitu dia sangat senang berlama-lama didalam kamar mandi hingga berjam-jam namun hal itu tidak membuat cassandra membenci adiknya, justru sebaliknya di sangat kagum dengan kelebihan yang dimiliki adiknya yaitu dia dapat menyusun magic box dalam waktu kurang dari 5 menit, bahkan dengan mata terpejam.
             Ditengah kehangatan suasana keluarga cassandra dikejutkan dengan adanya berita bahwa Rashel temannya terancam di pecat dari sekolah, karena alasan telah menggembosi mobil Pak Hilman (Kepala Sekolah) dan mencorat-coret Mobil Bu. Nastiti dengan kata-kata yang jorok. Namun ia tidakpercaya dengan tuduhan itu, maka iapun berencana untuk menyelidiki kasus itu dengan kedua sahabatnya yaitu dewi dan riris.
             Penyelidikan pun di mulai, berawal dari mewancarai semua saksi yang melihat kejadian diman Rashel sedang mendorong mobil kepala sekolah hingga bannya kempes karena lelah diberi kayu diberi kayu berpaku pada bagian bawah bannya mencari kurang bukti yang digunakan, dan mencari saksi- saksi lainnya yang melihat kejadian itu. Dalam pencariannya cassandra dan kawan-kawan menemukan barang bukti berupa kayu berpaku dan sebuah cat cemrot berwarna merah, yang diduga digunakan untuk melakukan kejahatan itu. Hingga diapun berinisiatif untuk mencari disik jari siapakah yang melekat pada botol cat itu, dengan bantuan dari guru dan kepolisian.
             Disamping itu kak Kemal selaku sebagai kepolisian sektor Bandung yang baru saja dinobatkan sebagai lulusan terbaik di kepolisian sedang dibuat pusing kepala atas kasus pembunuhan yang di tangannya, karena adanya kejanggalan – kejanggalan dalam kasus itu.
             Yang telah mengejutkan lagi si lasak atau gusti tanya sepengetahuan keluarganya ternayata telah dapat hafal alquran, bahkan dia juga dapat menghitung tumpukan pil ekstasi yang tidak sengaja dijatuhkan oleh seorang anggota polisi dari atas meja.
             Setelah melakukan penyelidikan untuk membuktikan bahwa Rashel tidak bersalah sehingga bertemu pada satu titik terang yang menyatakan Rashel tidak bersalah pada saat itu dewan sekolah telah membuat surat pernyataan bahwa Rashel resmi di keluarkan dari sekolah dengan alasan telah melakukan tindakan yang tidak sopan dan karena sering terlambat dan bolos sekolah pada waktu yang bersamaan Rashel yang waktu itu tidak masuk sekolah sedang dilanda musibah yaitu karena meninggalnya ayahnya karena sakit yang diderita maka de cas taz  (nama genk dari ke – 3 cewek itu) pun membuat rekontruksi kejadian yang dihadiri oleh seluruh warga sekolah. Yang dengan sukses dapat menggemparkan seluruh warga sekolah atas berita meninggalnya ayah Rashel dan kenyataan bahwa Rashel tidak bersalah. Mendengar itu semua Bu. Nastiti merasa sangat bersalah kepada Rashel karena berusaha untuk mengeluarkan Rashel dari sekolah.
             Meski Rashel sudah terbukti tidak bersalah tetapi harus tetap tidak akan meneruskan sekolahnya lagi karena harus bekerja mencari uang untuk keperluan keluarganya sebagai “Jagal Sapi” yang telah di lakoninya selama 2 tahun. Mendengar hal itu Pak Bismo dan Bu. Soraya orang tua Cassandra beserta orang tua riris berencana untuk membiayai semua biaya sekolah Rashel dan adiknya pada awalnya dia menolak tawaran itu karema dinilai merepotkan orang lain, namun pada akhirnya dia tetap memilih untuk kembali sekolah lagi sambil bekerja seperti yang dilakukannya selama ini
             Pada akhirnya semua kasus yang ada di pecahkan dengan baik. Karena bantuan dari si lasak atau gusti dari segala kepintaran dan kecerdasan yang dia miliki yang masih berumur 10 tahun.



Penulis                      : Seodude
Penerbit                   : Balai Pustaka
Jumlah Halaman    : 309
Judul novel              : Diantara Jarum dan Jerami

Si Kerdil yang Manja

   
          Kak Rina, kakaknya Windu memiliki banyak sekali koleksi tanaman. Sejak masih SMP dulu Kak Rina memang gemar bercocok tanam. Kak Rina memang rajin menekuni hobinya. Barangkali karena gemar tanam-tanaman maka kak Rina sekolah di Fakultas Pertanian.
          Banyak orang yang merasakan kagum terhadap koleksi tanaman milik kak Rina. Bahkan untuk beberapa jenis tanaman ada yang membeli dengan harga jutaan rupiah. Jangankan orang lain, Windu sendiri hampir tidak percaya kalau satu tanaman memiliki nilai jutaan rupiah. Tetapi, itu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Windu menyaksikan sendiri seseorang memberikan uang kepada Kak Rina dan Kak Rina menyerahkan tanamannya. Kak Rina menamakan tanaman bonsai.
          Bonsai berasal dari bahasa Jepang. Artinya seni mengerdilkan tanaman.
Kak Rina memiliki sebuah pohon beringin putih kerdil yang berumur kira-kira dua puluh lima tahun.
          Kak Rina menemukan tanaman beringin putih kerdil itu di salah satu bukit tandus. Dua tahun yang lalu Kak Rina ikut Kuliah Kerja Nyata di suatu desa pegunungan. Ketika sedang mengadakan peelitian tentang tanah, Kak Rina secara tidak sengaja menemukan tanaman itu. Pohon beringin putih itu tumbuh di celah-celah batu dan diperkirakan sudah berumur dua puluh tiga tahun. Atas izin Kepala Desa Dukuh, Kak Rina membawa temuannya itu ke rumah dan mengurusnya dengan baik.
          
          Bagaimana pohon beringin berumur dua puluh lima tahun tingginya hanya 50 cm? Kehidupan tanaman hampir sama dengan kehidupan makhluk hidup lainnya. Tanaman membutuhkan makanan dan air. Jika tanaman tumbuh di daerah yang tandus, maka tumbuhnya kerdil. Tanah yang tandus miskin bahan makanan dan air. Karena kekurangan bahan makanan dan air maka tumbuhan tumbuh tidak normal, bahkan cenderung menjadi kerdil. Ini akibat dari penyesuaian terhadap lingkungannya.
          Manusia yang kurang gizi biasanya pertumbuhannya tidak normal. Gizi dan protein, lemak, vitamin, dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Gizi terdapat di dalam makanan, gunanya untuk pertumbuhan badan. Seseorang yang kurang gizi ketika masih bayi dan kanak-kanak akan terhambat pertumbuhannya. Dengan demikian kemungkinan dapat menjadi kerdil.
Banyak sedikitnya zat makanan di dalam tanah sangat menentukan pesat tidaknya pertumbuhan tanaman. Jika kekurangan zat makanan, pohon beringin yang biasanya tumbuh sangat besar hanya tumbuh sebagai tanaman kecil. Jadi, zat makanan sangat menentukan dan merupakan syarat utama yang diperlukan untuk pertumbuhan makanan.
 
          Selain unsur hara seperti yang diuraikan di atas, media tumbuh tanaman juga sangat memengaruhi pertumbuhannya. Yang dimaksud media tumbuh adalah tempat kedudukan di mana suatu tanaman dapat tumbuh. Media tumbuh di sini memiliki struktur bermacam-macam. Ada tanah pasir, tanah liat, tanah berbatu, tanah kapur, dan lain-lain. Setiap jenis tanah memiliki sifat sendiri-sendiri serta menimbulkan pengaruh berbeda terhadap tanaman.          
          Tumbuhan dapat menjadi kerdil melalui dua cara, yaitu kerdil alami dan kerdil buatan. Kerdil alami, artinya tumbuhan tumbuh kerdil akibat alam sekitar tempat media tumbuhnya. Sedangkan kerdil buatan, adalah dengan sengaja tumbuhan dibuat kerdil oleh penanamnya.          
          Di daerah bukit berbatu kita sering menemukan tumbuhan kerdil. Kak Rina menemukan pohon beringin kerdil di bukit Desa Dukuh. Tanah di Desa Dukuh sebenarnya subur. Tetapi mengapa ada pohon beringin kerdil?          
          Beringin kerdil ditemukan Kak Rina di bukit berabtu tepatnya di lereng terjal. Meskipun sudah puluhan tahun pohon beringin tersebut tetap kerdil. Hal ini disebabkan oleh keadaan lingkungan tumbuhnya yang berbatu-batu itu. Akar pohon beringin tersebut menyusup di antara celah batu-batu besar. Akibatnya pengambilan zat makanan oleh akar tidak sempurna. Karena keterbatasan kerja akar dalam mengambil zat makanan dari dalam tanah maka sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tersebut. Maka jadilah tumbuhan kerdil.          
          Meskipun tumbuhnya kerdil, memiliki bentuk batang seperti pohon besar. Melihat pohon beringin kerdil kita seakan-akan melihat miniatur pohon beringin. Dengan demikian kita dapat meikmati keindahan bentuk dari pohon kerdil tersebut.          
          Pohon beringin yang berumur 25 tahun jika tumbuh secara normal, ia akan merupakan pohon yang tinggi besar. Tingginya dapat mencapai 25 meter dan garis tengah batangnya bisa mencapai 75 cm. Tetapi beringin kerdil di rumah Windu batangnya hanya sebesar paha dan tingginya kurang dari 75 cm, padahal umurnya sudah 25 tahun.          
          Selain pohon beringin kerdil Kak Rina juga sedang membuat tanaman kerdil lain, pohon asam.          
          Pohon asam yang ditanam Kak Rina berasal dari cangkokan. Kak Rina mencangkok salah satu dahan pohon asam yang umurnya sudah seratus tahun. Jadi, meskipun Kak Rina baru menanam cangkokan itu kemarin sore, tetapi umur tanaman tersebut sudah seratus tahun.
Pohon asam itu akan dikerdilkan. Seni mengerdilkan tumbuhan lazim disebut bonsai.
          
          Untuk membuat tumbuhan menjadi bonsai diperlukan waktu cukup lama. Bahkan mungkin sampai puluhan tahun. Makin tua pohon bonsai nilainya semakin tinggi. Dengan demikian tidak mengherankan jika satu tanaman bonsai harganya berjuta-juta rupiah.          
          Bonsai yang paling bernilai dialmbil dari alam bebas, yaitu pohon kerdil alami. Pohon kerdil secara alami biasanya memiliki bentuk jauh lebih sempurna jika dibandingkan dengan bonsai buatan. Namun demikian pohon kerdil amat jarang ditemukan.          
          Bonsai adalah seni mengerdilkan tanaman. Oleh karena itu, unsur keindahan bentuk adalah tujuan utamanya. Itulah sebabnya untuk membuat bonsai diperlukan keterampilan khusus di samping ketekunan dan rasa seni. Ketiga unsur di atas sekaligus harus dimiliki oleh seseorang yang ingin membuat bonsai.          
          Semua tumbuhan sebenarnya dapat dibuat bonsai atau dikerdilkan. Akan tetapi, tidak semua jenis tumbuhan memiliki bentuk yang indah. Jenis tumbuhan yang daunnya mudah rontok dan berumur pendek tidak baik dibuat bonsai. Jadi, untuk membuat bonsai hendaknya dipilih tumbuhan yang berumur panjang, misalnya beringin, cemara, asam, mangga, dan lain-lain.          
          Ketekunan diperlukan karena tanaman bonsai memerlukan perawatan yang terus menerus. Tanaman bonsai tidak ubahnya seperti bayi yang baru lahir. Ia harus selalu diperhatikan, diurus dan dijamin kesehatannya.          
          Meskipun bonsai sama seperti tumbuhan lainnya, tetapi harus mendapatkan perhatian khusus. Misalnya, ia tidak boleh terlalu banyak mendapat cahaya matahari atau terlalu sedikit. Ia juga tidak boleh mendapat air berlebih atau kekurangan sama sekali. Dengan tekun kita harus membentuk batang dan cabang-cabangnya sehingga dihasilkan bentuk yang indah.          
          Untuk memperoleh bentuk bonsai yang indah, maka seseorang harus memiliki perasaan seni, yaitu perasaan yang berhubungan dengan penciptaan keindahan. Misalnya, bagaimana cara membentuk dahan bonsai sehingga tampak enak dipandang. Tanpa perasaan seni mingkin bonsai tidak lebih hanya tumbuhan kerdil biasa.          
          Tinggi rendahnya nilai bonsai tergantung dari kemampuan penciptaannya. Penanam bonsai dapat membentuk batang pohon beserta dahannya sedemikian rupa sehingga tampak unik dan menarik. Untuk membentuk batang bonsai tentu saja diperlukan teknik khusus.          
          Bonsai ternyata bukan sekedar seni mengerdilkan tanaman tetapi juga seni membentuk tanaman sehingga berwujud indah dan sedap dipandang. Banyak teknik yang dapat digunakan dalam membentuk bonsai. Agar daun bonsai kecil-kecil maka harus dilakukan pemangkasan terus-menerus. Batang bonsai hendaknya dibentuk sedemikian rupa sehingga tumbuhnya tidak lurus. Begitu pula cabang-cabangnya. Dalam membentuk batang dan cabang dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan mengikat, membengkokkan, bahkan mungkin memotongnya.          
          “Sulit sekali ya, Kak!” ujar Windu.          
          “Teorinya memang sulit, padahal praktiknya mudah sekali. Dan yang paling penting adalah sabar dan tekun.”          
          “Selamat sore, Non Rina!” sapa seseorang tiba-tiba.          
          “E . . . Pak Kasim?”          
          “Maaf Non, saya mengganggu!”          
          “Apa yang bisa saya bantu, Pak?”          
          “Itu, Non, tadi saya kedatangan tamu yang menanyakan rumah Non Rina. Katanya mau membeli pohon barongsai.”
Rina dan Windu tak mampu menahan geli. Mereka tertawa terkekeh-kekeh.
          
          “Ah, Pak Kasim ini ada-ada saja!” kata Kak Rina di antara tawanya.           
          “Bukan barongsai, Pak, tapi bonsai!”          
          “He . . . he . . . maaf, Non!          
          “Mana orangnya, Pak?”          
          “Mereka menunggu di depan!”          
          “Baik! Saya akan menemuinya. Windu, kamu teruskan menyiram tanaman ini! ”Baik, Kak!”
Windu masih menertawakan Pak Kasim sementara Kak Rina bergegas ke depan menemui tamu-tamunya.
          
          “Pohon ini yang dimaksudkan Pak Kasim barongsai itu!” kata Windu.          
          “Ah, jangan begitu, Nak Win! Saya jadi malu . . .” kata Pak Kasim.          
          “Pak Kasim tahu berapa harga tanaman ini?” tanya Windu.          
          “Wah! Tidak tahu!”          
          “Bonsai beringin putih ini sudah ditawar dua juta rupiah,” kata Windu.          
          “Hah? Pak Kasim membelalak. “Dua juta? Mahal sekali!”          
          “Bapak tahu berapa tahun umur tanaman ini?”          
          “Paling-paling lima bulan!”          
          “Dua puluh lima tahun!”          
          “Hah?” lagi-lagi Pak Kasim membelalak. Sore itu bagi Pak Kasim penuh dengan kejutan. Lebih terkejut lagi ketika Kak Rina memberi Pak Kasim sejumlah uang.          
          “Ini uang apa, Non?”          
          “Untuk Pak Kasim,” Kak Rina menjelaskan. “Tamu yang Bapak bawa itu membeli beberapa bonsai saya. Pak Kasim pantas menerima tanda terima kasih dari saya.”          
          “Wah . . . terima kasih, Non Rina!” ujar Pak Kasim gembira. Dalam hati Pak Kasim berkata: “Non Rina mudah sekali mencari uang.”
Kak Rina mudah sekali mencari uang, sebab Kak Rina mempunyai keterampilan di samping pengetahuan. Barangsiap yang terampil dan berpengetahuan nicaya hidupnya tidak akan susah.



Yandianto. 2009. Si Kerdil yang Manja. Bandung : CV. Wacana Prima

SYAHID SAMURAI

SYAHID SAMURAI


          Pesawat pengebom itu membubung, menembus langit Jepang yang kosong. Sebuah eksperimen maut!           
          Tentara AU Amerika itu tersenyum dingin.           
          Langit kota Hiroshima!           
          Sebuah bom dijatuhkan dari ketinggian, senjata pemusnah massal yang barusan diciptakan oleh Amerika.           
          Kengerian terbelalak dari jamur raksasa yang mengepulkan radiasi maut; ledakan bom atom di Hiroshima. Sebuah babak baru dalam catatan sejarah.

                                                 * * * * *

          Khadijah memandangi Hanifah yang tengah menyusui sang putri. Ia mendadak merindukan sang Umar. Putranya yang kini entah dimana.          
           “Engkau seorang mukminah sejati, Ukhti Hanifah . . . ,” desahnya.
           
          Lubang persembunyian pekat, sumpek oleh jajanan para pengungsi. Dentuman bom sesekali menggetarkan tanah, meruntuhkan partikelnya, menimbulkan kecemasan tersendiri jika tanah di atas mereka runtuh dan mereka terkubur hidup-hidup. Namun pancaran mata Hanifah begitu penuh ketenangan. Menimbulkan kekaguman tersendiri di dada Khadijah.          
          “Engkau pantas mendampingi Mahmud . . . .”

          Hanifah mengangkat wajah, tersenyum manis.          “Demi dakwah dan kebaikan Islam, maukah kau kembali kepada Kak Mahmud, Ukhti Khadijah?”          
           “Hanifah . . . ., aku tidak mau memisahkan cinta yang agung di antara kalian.”           
          “Kak Mahmud mencintai Ukhti.”

          “Cinta yang kotor. . . .”           
          “Karena itu, perlu dibersihkan. Saya bersedia menjadi istri kedua. Bukankah dalam Islam, itu tidak dilarang?”           
          Khadijah berkaca-kaca. Setelah Akiro masuk Islam, sementara dalam hati sang samurai tersimpan cinta yang dalam. Masihkah ia berniat untuk kembali pada ayah Umar?           
          “Perang masih berkecamuk, Ukhti . . . . Jangan berpikir tentang itu!” bisiknya, lirih. Hanifah mengangguk sepakat. Mereka pun tenggelam dalam munajatnya, bersama puluhan santri wanita yang juga tengah khusyuk berdoa.

 
                                                 * * * * *

          Pertempuran itu makin seru. Hakone menyerang kakak seperguruannya dengan segenap kekuatan yang dimiliki.           
          “Huuuup... heyaaahhh!!” Dalam sebuah kesempatan, Akiro berhasil menerjang pertahanan lawan. Sebuah tendangan kuat menghantam pergelangan tangan Hakone, lalu....           
          Traaanggg! Pedang Hakone terpental, melayang, dan menancap pada batang sebuah pohon. Lantas dengan gerakan kilat Akiro menempelkan pedangnya ke leher sang adik seperguruan seraya menelikung bahu lawan dengan kekuatan lengan kirinya. Hakone terjerembab, tak berdaya. Namun sepasang matanya tak juga menunjukkan penyerahan.           
          “Hakone, jika aku mau, kau akan mati!” desis Akiro.           
          “Aku tidak takut! Kematian bagi seorang samurah rebih muria dari pengkhianatan. Baik, aku akan ajari kau mati daram penghormatan... heyaaaahhh!!” Tiba-tiba Hakone berontak keras dan....           
          Craaattt!! Darah menyembur deras ketika ia menerjangkan lehernya ke pedang Akiro.          
          “Hakone!” Teriak Akiro, kaget. Ia tak menyangka Kiyosaki ber-harakiri dengan cara itu.

 
                                                 * * * * *

          Pasukan Jepang yang kalang kabut itu berlarian menuju lembah Sungai Klawing, masuk ke perangkap lawan. Pancingan Akiro sukses. Di lembah tersebut, ratusan sniper menghujani pasukan Jepang dengan peluru. Satu per satu dari mereka roboh, bersama pekik takbir yang membahana. Ketika Allah berkehendak, maka semua akan terasa mudah.           
          “Ingatlah ketika kamu memohon pertolongan pada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu, Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut. Mahabenar Allah dengan segala firman-Nya....” Mahmud menghapus air mata yang membanjiri pipi dengan ujung surbannya. Keharuan itu terasa menyengat, menghantamsegala ujub. Di depan Allah, siapakah kita?           
          “Mahmud..., alhamdulillah, kemenangan telah datang...,” bisik Sayyid Mustapha, serak.           
          “Jepang mengibarkan bendera putih, mereka menyerah!” teriak yusuf.          Mahmud melihat seorang perwira berdiri di atas batu besar, melambai-lambaikan secarik kain putih.           
          “Hentikan menembak!” komando Sayyid Mustapha. “Mereka telah menjadi tawanan kita!”           
          “Allahu akbar!!” Ratusan santri tersuruk dalam sujud syukur, bersama peluh yang deras mengucur, peluh kemenangan. Namun mereka terbelalak ketika bangkit. Sebuah pemandangan mengerikan tengah berlangsung.           
          Puluhan pasukan Jepang yang tersisa mencabut bayonet masing-masing dan....           
          Darah mengucur deras ketika satu per satu bayonet itu menghujam ke dada-dada mereka. Bunuh diri! Harakiri. Sebuah nuansa kehormatan yang            
          “Mereka telah menjadi manusia-manusia picik,” desah Mahmud, terpana.           
          Harakiri! Kehormatan untuk seorang Nippon, terlebih lagi samurai. Dari balik bukit, Akiro Fujiwara menatap pemandangan itu dengan dada bergejolak. Semestinya ia melakukan hal yang sama.
                                                 * * * * *

          Bom atom yang kedua dijatuhkan di Nagasaki. Jepang lumpuh dan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Sebagai pemenang perang, Sekutu pun melucuti para pecundang dan mendarat ke tanah-tanah jajahan Jepang, termasuk Indonesia.           
          Di bumi pertiwi pun, pergolakan terjadi. Namun ada optimisme yang dipendarkan oleh para mujahid sejati.           
          “Percayalah, Indonesia akan menjadi sebuah daulah Islam yang tegak di atas hukum-hukum Allah!” Sayyid Mustapha menggandeng lengan Mahmud, memasuki puing-puing Pesantren Al-Ikhwah. “Dan Ikhwan, akan menjadi pelaksananya. Lewat tangan-tangan Agus Salim, Muhammad Natsir, Ahmad Dahlan, Cokroaminoto, dan lainnya. Mereka telah lama mempersiapkan Indonesia sebagai sebuah daulah Islam.”           
          “Semoga kami bisa istiqamah, Paman. Kami akan bekerja sama membangun negeri ini menjadi persemayaman para mukminin.”           
          “Sebuah kerja berat untuk mengembalikan khilafah yang tumbang ditelan kebatilan, Mahmud. Semoga Indonesia tidak akan jatuh ke tangan orang-orang seperti Mustapha Kemal Pasya.”            
          Mata mahmud menerawang, Ia memang bukan pribumi, tetapi ia merasakan bahwa getar nadinya telah lekat dengan aroma tropis negeri berseri ini. Dan bukankah bumi Islam tidak pernah mengenal sekat geografis? Di mana hukum Allah ditegakkan, di situlah umat Islam terbentang.           
          “Ustadz!!” Tiba-tiba Saif berlarian, mendekati Mahmud dan Sayyid Mustapha. “Indonesia telah merdeka! Bung Karno dan Bung Hatta telah memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Di mana-mana orang-orang ramai memekikkan kata merdeka. Kamp-kamp Nippon diserbu, namun....”          
           “Tuan Akiro..., Tuan Akiro ditangkap oleh mereka. Ia dikeroyok dan tidak melawan. Ia dikira masih setia dengan Jepang...,” cerita Yusuf. “Sia-sia kami mencegah. Mereka sangat beringas....”
           
          Mahmud terpana, indonesia merdeka adalah sebuah kesyukuran. Namun tertangkapnya Akiro?          
          “Bergegaslah, Mahmud...! Kita harus selamatkan Akiro, saudara kita.”
           
          Langkah yang terlambat, karena pimpinan tentara rakyat telah menyerahkan Akiro Fujiwara kepada Sekutu yang mendarat di Jakarta.

                                                 * * * * *

Oktober, 1945
           
          Akiro menatap lembaran awan lembayung. Ada getir menyelinap di jiwa, membuncahkan nelangsa yang tak bertepi, Ia telah melihat kamp-kamp hunian Nippon yang lesu. Sebagian dari mereka telah mengamuk dan mengumpankan diri pada para pejuang Republik yang diproklamasikan Sukarno-Hatta, 17 Agustus silam. Jibaku, harakiri..., semestinya itu yang menjadi pendar-pendar hidupnya.           
          Ia bukan seorang pengecut! Ia seorang samurai sejati. Namun ia seorang muslim. Itulah yang membuat ia tidak berani mendahului kehendak Sang Pencipta.           
          Tentara rakyat telah menangkapnya. Dan kini, ia diserahkan kepada Sekutu sebagai tahanan perang, sebagai penjahat perang. Sungguh dengan ketinggian ilmu bertempurnya, semestinya ia mampu menghindar dari sergapan mereka. Namun ia merasa terlalu banyak menanggung dosa. Biarlah massa menghakiminya dan menjadikan dirinya sebagai tumbal kebengisan para pengikut Tenno Haika yang telah menanamkan kebencian di dada mereka. Atas kekayaan yang terkuras habis. Atas kehormatan para wanita yang terkoyak, atas ratusan ribu nyawa yang melayang. Sebuah dosa kaum yang tak akan mungkin terlupakan. Mencipta dendam berkepanjangan.
Hukuman untuknya telah ditentukan, gantung!

                                                 * * * * *

Hari eksekusi
           
          Pejabat militer sementara pasukan Sekutu berdiri dengan angkuh sebagai majikan para pecundang. Detak-detak sepatu militer yang menang perang memainkan bait-bait keganasan baru, yang entah mengapa terasa mengiris kalbu. Seorang Sersan Gurkha siap dengan tali yang akan mengerat leher tawanan, angkuh!           
          Dan itulah sang samurai yang barusan muncul dari penajara Sekutu. Ia tampak tegar, meski berselimut lunglai. Sepasang matanya berpijar, energi yang tidak tersirat pada para Nippon umumnya. Ia seorang Muslim!           
          Di luar pagar, Mahmud, Ali Syah, Sayyid Mustapha, dan Khadijah tampak panik. Mereka bernegosiasi dengan Letnan Kolonel Cristopher Lidle, komandan pasukan Sekutu di wilayah itu.           
          “Saya adalah putri William Rijkaard, seorang menteri Kolonial. Percayalah kepada saya. Akiro Fujiwara bukan seorang penjahat perang... Dia telah membelot dari pasukan Nippon dan bergabung dengan perlawanan para pejuang.”           
          “Sang penjagal maut!” Letkol Lidle tersenyum dingin, “Ia sangat terkenal di perang Pasifik. Dosa yang ia lakukan tidak terhitung. Tak ada yang bisa me nghindarkan ia dari hukuman, do you understand?”           
          Khadijah tampak pias. Perang telah membuat manusia kehilangan kemanusiaan, karena nurani sebagai pendeteksi kemanusiaan sendiri telah tercabik-cabik.           
          “Tetapi kalian saya persilakan untuk melihat proses penjatuhan hukuman untuk sang penjahat perang, Kolonel Akiro Fujiwara...!”
Seorang tentara Inggris mendorong tubuh Akiro kasar. Sang samurai kini naik ke sebuah bangku kayu. Tentara yang lain mengalungkan tali ke lehernya.
           
          Kematian, terasa begitu dekat. Namun ia pantas memuja Rabb-nya, karena telah memberikan hidayah sebelum ia datang menjemputnya. Ia semakin merasa menjadi samurai sejati dengan cara kematian yang ia pilih.           
          “Aku tidak tahu harus mengucapkan apa, kita gagal membebaskannya,” kata Khadijah dengan berkaca-kaca. Mahmud yang kini telah menjadi suaminya kembali menggenggam tangannya, erat.           
          “Kita telah berusaha....”           
          Sersan Gurkha itu menarik tali ditangannya. Pada saat itu tentara Inggris yang mengawal Akiro menendang bangku Kayu tempat berpijak Akiro.           
          Sreeeett!! Tali itu menjerat leher sang samurai yang kini berayun-ayun di angkasa. Khadijah menyembunyikan wajahnya di dada bidang sang suami, terisak.
 
Aku sadar darahku telah tergadai
 
Karenanya aku takkan berpaling dari jalan keridhaan
 
Sesungguhnya darah yang tertumpah
 
Akan menyiram bumi yang gersang
 
Sehingga pohon keimanan merindang
 
Dan kejayaan itu teragungkan
 
Isy kariiman au mut syahidaan                                                           

                                                                      Solo, 1 April 2002

•    Pengarang :
      Afifah Afra Amatullah
•    Penerbit :
      PT ERA ADICITRA INTERMUDA
•    Tempat terbit :
      Solo
•    Tahun Terbit :
      2004