Si Kerdil yang Manja

   
          Kak Rina, kakaknya Windu memiliki banyak sekali koleksi tanaman. Sejak masih SMP dulu Kak Rina memang gemar bercocok tanam. Kak Rina memang rajin menekuni hobinya. Barangkali karena gemar tanam-tanaman maka kak Rina sekolah di Fakultas Pertanian.
          Banyak orang yang merasakan kagum terhadap koleksi tanaman milik kak Rina. Bahkan untuk beberapa jenis tanaman ada yang membeli dengan harga jutaan rupiah. Jangankan orang lain, Windu sendiri hampir tidak percaya kalau satu tanaman memiliki nilai jutaan rupiah. Tetapi, itu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Windu menyaksikan sendiri seseorang memberikan uang kepada Kak Rina dan Kak Rina menyerahkan tanamannya. Kak Rina menamakan tanaman bonsai.
          Bonsai berasal dari bahasa Jepang. Artinya seni mengerdilkan tanaman.
Kak Rina memiliki sebuah pohon beringin putih kerdil yang berumur kira-kira dua puluh lima tahun.
          Kak Rina menemukan tanaman beringin putih kerdil itu di salah satu bukit tandus. Dua tahun yang lalu Kak Rina ikut Kuliah Kerja Nyata di suatu desa pegunungan. Ketika sedang mengadakan peelitian tentang tanah, Kak Rina secara tidak sengaja menemukan tanaman itu. Pohon beringin putih itu tumbuh di celah-celah batu dan diperkirakan sudah berumur dua puluh tiga tahun. Atas izin Kepala Desa Dukuh, Kak Rina membawa temuannya itu ke rumah dan mengurusnya dengan baik.
          
          Bagaimana pohon beringin berumur dua puluh lima tahun tingginya hanya 50 cm? Kehidupan tanaman hampir sama dengan kehidupan makhluk hidup lainnya. Tanaman membutuhkan makanan dan air. Jika tanaman tumbuh di daerah yang tandus, maka tumbuhnya kerdil. Tanah yang tandus miskin bahan makanan dan air. Karena kekurangan bahan makanan dan air maka tumbuhan tumbuh tidak normal, bahkan cenderung menjadi kerdil. Ini akibat dari penyesuaian terhadap lingkungannya.
          Manusia yang kurang gizi biasanya pertumbuhannya tidak normal. Gizi dan protein, lemak, vitamin, dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Gizi terdapat di dalam makanan, gunanya untuk pertumbuhan badan. Seseorang yang kurang gizi ketika masih bayi dan kanak-kanak akan terhambat pertumbuhannya. Dengan demikian kemungkinan dapat menjadi kerdil.
Banyak sedikitnya zat makanan di dalam tanah sangat menentukan pesat tidaknya pertumbuhan tanaman. Jika kekurangan zat makanan, pohon beringin yang biasanya tumbuh sangat besar hanya tumbuh sebagai tanaman kecil. Jadi, zat makanan sangat menentukan dan merupakan syarat utama yang diperlukan untuk pertumbuhan makanan.
 
          Selain unsur hara seperti yang diuraikan di atas, media tumbuh tanaman juga sangat memengaruhi pertumbuhannya. Yang dimaksud media tumbuh adalah tempat kedudukan di mana suatu tanaman dapat tumbuh. Media tumbuh di sini memiliki struktur bermacam-macam. Ada tanah pasir, tanah liat, tanah berbatu, tanah kapur, dan lain-lain. Setiap jenis tanah memiliki sifat sendiri-sendiri serta menimbulkan pengaruh berbeda terhadap tanaman.          
          Tumbuhan dapat menjadi kerdil melalui dua cara, yaitu kerdil alami dan kerdil buatan. Kerdil alami, artinya tumbuhan tumbuh kerdil akibat alam sekitar tempat media tumbuhnya. Sedangkan kerdil buatan, adalah dengan sengaja tumbuhan dibuat kerdil oleh penanamnya.          
          Di daerah bukit berbatu kita sering menemukan tumbuhan kerdil. Kak Rina menemukan pohon beringin kerdil di bukit Desa Dukuh. Tanah di Desa Dukuh sebenarnya subur. Tetapi mengapa ada pohon beringin kerdil?          
          Beringin kerdil ditemukan Kak Rina di bukit berabtu tepatnya di lereng terjal. Meskipun sudah puluhan tahun pohon beringin tersebut tetap kerdil. Hal ini disebabkan oleh keadaan lingkungan tumbuhnya yang berbatu-batu itu. Akar pohon beringin tersebut menyusup di antara celah batu-batu besar. Akibatnya pengambilan zat makanan oleh akar tidak sempurna. Karena keterbatasan kerja akar dalam mengambil zat makanan dari dalam tanah maka sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tersebut. Maka jadilah tumbuhan kerdil.          
          Meskipun tumbuhnya kerdil, memiliki bentuk batang seperti pohon besar. Melihat pohon beringin kerdil kita seakan-akan melihat miniatur pohon beringin. Dengan demikian kita dapat meikmati keindahan bentuk dari pohon kerdil tersebut.          
          Pohon beringin yang berumur 25 tahun jika tumbuh secara normal, ia akan merupakan pohon yang tinggi besar. Tingginya dapat mencapai 25 meter dan garis tengah batangnya bisa mencapai 75 cm. Tetapi beringin kerdil di rumah Windu batangnya hanya sebesar paha dan tingginya kurang dari 75 cm, padahal umurnya sudah 25 tahun.          
          Selain pohon beringin kerdil Kak Rina juga sedang membuat tanaman kerdil lain, pohon asam.          
          Pohon asam yang ditanam Kak Rina berasal dari cangkokan. Kak Rina mencangkok salah satu dahan pohon asam yang umurnya sudah seratus tahun. Jadi, meskipun Kak Rina baru menanam cangkokan itu kemarin sore, tetapi umur tanaman tersebut sudah seratus tahun.
Pohon asam itu akan dikerdilkan. Seni mengerdilkan tumbuhan lazim disebut bonsai.
          
          Untuk membuat tumbuhan menjadi bonsai diperlukan waktu cukup lama. Bahkan mungkin sampai puluhan tahun. Makin tua pohon bonsai nilainya semakin tinggi. Dengan demikian tidak mengherankan jika satu tanaman bonsai harganya berjuta-juta rupiah.          
          Bonsai yang paling bernilai dialmbil dari alam bebas, yaitu pohon kerdil alami. Pohon kerdil secara alami biasanya memiliki bentuk jauh lebih sempurna jika dibandingkan dengan bonsai buatan. Namun demikian pohon kerdil amat jarang ditemukan.          
          Bonsai adalah seni mengerdilkan tanaman. Oleh karena itu, unsur keindahan bentuk adalah tujuan utamanya. Itulah sebabnya untuk membuat bonsai diperlukan keterampilan khusus di samping ketekunan dan rasa seni. Ketiga unsur di atas sekaligus harus dimiliki oleh seseorang yang ingin membuat bonsai.          
          Semua tumbuhan sebenarnya dapat dibuat bonsai atau dikerdilkan. Akan tetapi, tidak semua jenis tumbuhan memiliki bentuk yang indah. Jenis tumbuhan yang daunnya mudah rontok dan berumur pendek tidak baik dibuat bonsai. Jadi, untuk membuat bonsai hendaknya dipilih tumbuhan yang berumur panjang, misalnya beringin, cemara, asam, mangga, dan lain-lain.          
          Ketekunan diperlukan karena tanaman bonsai memerlukan perawatan yang terus menerus. Tanaman bonsai tidak ubahnya seperti bayi yang baru lahir. Ia harus selalu diperhatikan, diurus dan dijamin kesehatannya.          
          Meskipun bonsai sama seperti tumbuhan lainnya, tetapi harus mendapatkan perhatian khusus. Misalnya, ia tidak boleh terlalu banyak mendapat cahaya matahari atau terlalu sedikit. Ia juga tidak boleh mendapat air berlebih atau kekurangan sama sekali. Dengan tekun kita harus membentuk batang dan cabang-cabangnya sehingga dihasilkan bentuk yang indah.          
          Untuk memperoleh bentuk bonsai yang indah, maka seseorang harus memiliki perasaan seni, yaitu perasaan yang berhubungan dengan penciptaan keindahan. Misalnya, bagaimana cara membentuk dahan bonsai sehingga tampak enak dipandang. Tanpa perasaan seni mingkin bonsai tidak lebih hanya tumbuhan kerdil biasa.          
          Tinggi rendahnya nilai bonsai tergantung dari kemampuan penciptaannya. Penanam bonsai dapat membentuk batang pohon beserta dahannya sedemikian rupa sehingga tampak unik dan menarik. Untuk membentuk batang bonsai tentu saja diperlukan teknik khusus.          
          Bonsai ternyata bukan sekedar seni mengerdilkan tanaman tetapi juga seni membentuk tanaman sehingga berwujud indah dan sedap dipandang. Banyak teknik yang dapat digunakan dalam membentuk bonsai. Agar daun bonsai kecil-kecil maka harus dilakukan pemangkasan terus-menerus. Batang bonsai hendaknya dibentuk sedemikian rupa sehingga tumbuhnya tidak lurus. Begitu pula cabang-cabangnya. Dalam membentuk batang dan cabang dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan mengikat, membengkokkan, bahkan mungkin memotongnya.          
          “Sulit sekali ya, Kak!” ujar Windu.          
          “Teorinya memang sulit, padahal praktiknya mudah sekali. Dan yang paling penting adalah sabar dan tekun.”          
          “Selamat sore, Non Rina!” sapa seseorang tiba-tiba.          
          “E . . . Pak Kasim?”          
          “Maaf Non, saya mengganggu!”          
          “Apa yang bisa saya bantu, Pak?”          
          “Itu, Non, tadi saya kedatangan tamu yang menanyakan rumah Non Rina. Katanya mau membeli pohon barongsai.”
Rina dan Windu tak mampu menahan geli. Mereka tertawa terkekeh-kekeh.
          
          “Ah, Pak Kasim ini ada-ada saja!” kata Kak Rina di antara tawanya.           
          “Bukan barongsai, Pak, tapi bonsai!”          
          “He . . . he . . . maaf, Non!          
          “Mana orangnya, Pak?”          
          “Mereka menunggu di depan!”          
          “Baik! Saya akan menemuinya. Windu, kamu teruskan menyiram tanaman ini! ”Baik, Kak!”
Windu masih menertawakan Pak Kasim sementara Kak Rina bergegas ke depan menemui tamu-tamunya.
          
          “Pohon ini yang dimaksudkan Pak Kasim barongsai itu!” kata Windu.          
          “Ah, jangan begitu, Nak Win! Saya jadi malu . . .” kata Pak Kasim.          
          “Pak Kasim tahu berapa harga tanaman ini?” tanya Windu.          
          “Wah! Tidak tahu!”          
          “Bonsai beringin putih ini sudah ditawar dua juta rupiah,” kata Windu.          
          “Hah? Pak Kasim membelalak. “Dua juta? Mahal sekali!”          
          “Bapak tahu berapa tahun umur tanaman ini?”          
          “Paling-paling lima bulan!”          
          “Dua puluh lima tahun!”          
          “Hah?” lagi-lagi Pak Kasim membelalak. Sore itu bagi Pak Kasim penuh dengan kejutan. Lebih terkejut lagi ketika Kak Rina memberi Pak Kasim sejumlah uang.          
          “Ini uang apa, Non?”          
          “Untuk Pak Kasim,” Kak Rina menjelaskan. “Tamu yang Bapak bawa itu membeli beberapa bonsai saya. Pak Kasim pantas menerima tanda terima kasih dari saya.”          
          “Wah . . . terima kasih, Non Rina!” ujar Pak Kasim gembira. Dalam hati Pak Kasim berkata: “Non Rina mudah sekali mencari uang.”
Kak Rina mudah sekali mencari uang, sebab Kak Rina mempunyai keterampilan di samping pengetahuan. Barangsiap yang terampil dan berpengetahuan nicaya hidupnya tidak akan susah.



Yandianto. 2009. Si Kerdil yang Manja. Bandung : CV. Wacana Prima

Komentar